Definisi dan Hukum Zakat

Definisi Zakat

Zakat secara bahasa adalah an-Nama’ (berkembang) dan az-Ziyadah (bertambah), diungkapkan dalam bahasa arab (زكا الزرع) yakni tanaman itu tumbuh berkembang.

Adapun secara istilah adalah:

عبارة عن حق يجب في المال الذي بلغ نصاباً معيناً بشروط مخصوصة، لطائفة مخصوصة. وهي طهرة للعبد، وتزكية لنفسه

“Ia merupakan hak yang wajib dikeluarkan dari harta, yang telah mencapai nishab tertentu dengan syarat-syarat tertentu, yang diberikan kepada sekelompok orang tertentu, ia merupakan penyuci bagi seorang hamba, dan pembersih jiwanya”.1

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

خُذۡ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡ صَدَقَةٗ تُطَهِّرُهُمۡ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيۡهِمۡۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٞ لَّهُمۡۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ  

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (At-Taubah [9]: 103).

 Ia di antara sebab tersebarnya keakraban, kecintaan dan saling membantu antara kaum muslimin.

Hukum Zakat beserta dalilnya

Zakat adalah salah satu rukun Islam, kedudukannya berada setelah kewajiban shalat, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ 

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat”. (Al-Baqarah [2]: 43).

Dalam ayat lainnya, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

خُذۡ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡ صَدَقَةٗ تُطَهِّرُهُمۡ وَتُزَكِّيهِم بِهَا 

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka”. (At-Taubah [9]: 103).

Demikian pula berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: 

بني الإسلام على خمس: شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمداً رسول الله، وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، وحج البيت، وصوم رمضان

“Islam itu dibangun di atas lima perkara, persaksian tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, beribadah haji, dan berpuasa Ramadhan”.

Juga berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam wasiatnya kepada Muadz bin Jabal radhiyallahu anhu ketika diutus ke Yaman:  

ادعهم إلى شهادة أن لا إله إلا الله وأني رسول الله، فإن هم أطاعوا لذلك فأعلمهم أن الله افترض عليهم خمس صلوات في كل يوم وليلة، فإن هم أطاعوا لذلك فأعلمهم أن الله افترض عليهم صدقة في أموالهم، تؤخذ من أغنيائهم، وترد على فقرائهم

“Ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan aku adalah utusan Allah, jika mereka mentaatimu dalam hal itu, maka ajarkanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam, jika mereka mentaatimu dalam hal itu, maka ajarkanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka shadaqah (zakat) dalam harta mereka, yang diambil dari orang-orang kaya mereka, dan dikembalikan kepada orang-orang fakir diantara mereka”.2 

Dan kaum muslimin di seluruh negeri sepakat akan kewajibannya, demikian pula para shahabat sepakat untuk memerangi orang yang enggan menunaikan zakat.

Walhasil kewajiban zakat ditetapkan dalam al-Qur’an, as-Sunnah dan Ijma.


  1. Muttafaq alaihi, diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 8), dan Muslim (no. 16) ↩︎
  2. Muttafaq alaihi, diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 1395), dan Muslim (no. 19) ↩︎

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *